Showing posts with label puisi alam. Show all posts
Showing posts with label puisi alam. Show all posts

Puisi Alam - Lagu

Lagu

Kukatakan pada hatiku, pada hatiku lemah:
Belum padakah kiranya sekedar mecinta kekasih?
Dan tak jelaskah bagimu: silih-ganti tak berhenti,
Maknanya: melebur-dalam-mendamba zaman bahagia?

Diberinya aku jawaban: belumlah lagi memadahi,
Belum lagi memadahi sekedar mencinta kekasih;
Dan tak jelaskah bagimu: silih-ganti tak berhenti,
Memestakan dikenanan kesenangan dulu kembali?

Kukatakan pada hatiku, pada hatiku lemah:
Belum padakah kiranya sekian tusukan sedih?
Dan tak jelaskah bagimu: silih-ganti tak berhenti,
Maknanya: merasakan sayat pilu ditiup ayun langkah?

Diberikan aku jawaban: belumlah lagi mewadahi,
Belum lagi memadahi: sekian tusukan sedih;
Dan tak jelaskah lagi bagimu:silih-ganti tak berhenti,
Memesrakan dikenangan kesedihan lampau kembali?

(1831)
By: ALFRED DE MUSSET


Demikian puisi alam kali ini, Jangan lupa untuk melihat daftar puisi menarik lainnya di blog ini.

artikel terkait :
puisi alam - laut yang ramai
puisi alam - hutan setelah hujan
puisi alam - indahnya negeri ini

Puisi Alam - Laut Yang Ramai

LAUT YANG RAMAI
by Ayi Jufridar

Laut mendadak ramai
deburan ombak terseret angin
ke tengah samudera itu
sedang di bibir pantai
orang saja menari-nari

Laut mengundang sehamparan gunung samudera
datanglah dari penjuru segala
melihat kami menari
menjelang akhir sodorkan air
ketika tubuh bermandi peluh
tapi jangan suguhkan seudati*)
sebab ia sudah mati

Datang,
datanglah dari penjuru segala
ramaikan laut kami yang sepi
dengan lagumu yang sarat cinta

Lhokseumawe, Juni 2005

*) nama tarian terkenal Aceh

Demikian Puisi Alam kali ini, baca yang lainnya juga di bawah ini :

Puisi Alam - Hutan Setelah Hujan

Hutan Setelah Hujan
Karya : Cahya AW

Awan kelabu telah pergi
Suara guntur yang menggelegar telah berhenti
Rintik air dari langit tak lagi turun
Tanah yang kering telah menjadi becek
Tumbuhan yang layu telah subur kembali
Sungai yang kering terisi kembali
Binatang - binatang yang kebasahan mulai mengeringkan tubuhnya
Pohon – pohon mulai menyerap air yang jatuh dari langit dengan ujung akarnya

Itulah keadanmu setelah hujan
Semoga tetap begitu selamanya
Demi keselamatan umat manusia

Demikian puisi alam yang sempat di bagikan kali ini, semoga bermanfaat ..

Puisi Alam - Indahnya Negeri Ini

INDAHNYA ALAM NEGERI INI
Puisi Ronny Maharianto

Kicauan burung terdengar merdu
Menandakan adanya hari baru
Indahnya alam ini membuatku terpaku
Seperti dunia hanya untuk diriku

Kupejamkan mataku sejenak
Kurentangkan tanganku sejenak
Sejuk , tenang , senang kurasakan
Membuatku seperti melayang kegirangan      

Wahai pencipta alam
Kekagumanku sulit untuk kupendam
Dari siang hingga malam
Pesonanya tak pernah padam

Desiran angin yang berirama di pegunungan
Tumbuhan yang menari-nari di pegunungan
Begitu indah rasanya
Bak indahnya taman di surga

Keindahan alam terasa sempurna
Membuat semua orang terpana
Membuat semua orang terkesima
Tetapi, kita harus menjaganya
Agar keindahannya takkan pernah sirna

Nah, cukup sekian puisi alam yang bisa saya berikan kali ini, semoga menginspirasi,..!!

Puisi Alam - Sajak Matahari

SAJAK MATAHARI
Karya : W.S. Rendra

Matahari bangkit dari sanubariku.
Menyentuh permukaan samodra raya.
Matahari keluar dari mulutku,
menjadi pelangi di cakrawala.

Wajahmu keluar dari jidatku,
wahai kamu, wanita miskin !
kakimu terbenam di dalam lumpur.
Kamu harapkan beras seperempat gantang,
dan di tengah sawah tuan tanah menanammu !

Satu juta lelaki gundul
keluar dari hutan belantara,
tubuh mereka terbalut lumpur
dan kepala mereka berkilatan
memantulkan cahaya matahari.
Mata mereka menyala
tubuh mereka menjadi bara
dan mereka membakar dunia.

Matahari adalah cakra jingga
yang dilepas tangan Sang Krishna.
Ia menjadi rahmat dan kutukanmu,
ya, umat manusia !

Yogya, 5 Maret 1976

Demikian puisi alam yang sempat di posting kali ini, semoga bermanfaat.. !!

Puisi Alam - Alam Di Lembah Semesta

ALAM DILEMBAH SEMESTA
Puisi Ardian.H

Angin dingin kelam berderik
Kabut putih menghapus mentari
Tegak cahyanya menusuk citra

Pahatan Gunung memecah langit
Berselimut awan beralas zamrud
Tinggi . . . Tajam . . .

Sejak waktu tidak beranjak
Di sanalah sanubari berdetak
Sunyi sepi tak beriak

Cermin ilusi di atas danau
Menikung pohon yang melambai warna
Di celah kaki-kaki menjejak karya-karyaNYA

Di manakah aku berada?
Di mana jiwa tak mengingat rumah
Di saat hidup serasa sempurna

Sungguh jelita permadani ini
Terbarkan pesona di atas cakrawala
Tak berujung di pandang lamanya

Serasa bertualang di negeri tak bertuan

Demikian puisi alam kali ini, semoga menginspirasi ...!