Tips - Mengatasi Kecemburuan Sosial

Tips Motivasi Mengatasi Kecemburuan Sosial

Lingkungan sosial memang tak selalu menyenangkan. Terkadang orang-orang terdekat anda justru menyimpan rasa iri dan cemburu. Hal tersebut mengakibatkan perasaan serta emosi anda menjadi terganggu. Bagaimana cara mengatasinya? Berikut web Kisah Motivasi akan menghadirkan lima tips mengatasi kecemburuan sosial!

1. Anda harus meyakini bahwa rasa iri dan cemburu orang-orang sekitar belum tentu karena kesalahan yang anda perbuat. Jangan menghabiskan waktu berharga anda untuk mencari-cari kesalahan maupun kekurangan anda apalagi menarik diri dari lingkungan sosial. Hal tersebut hanya merugikan anda.

2. Jangan terlalu dimasukkan ke hati apapun yang dikatakan atau dilakukan orang yang iri terhadap anda. Dan juga jangan sampai anda melawan kemarahan mereka dengan kemarahan juga. Biarkan semuanya mengalir mengikuti arus.

3. Tetaplah bersikap baik terhadap orang-orang yang menyimpan rasa iri terhadap anda. Tunjukkan bahwa kepribadian anda tidak sesuai dengan yang mereka pikirkan. Tunjukkan bahwa pikiran mereka selama ini terhadap anda salah. Dengan menghadapi mereka seperti ini, bukan tidak mungkin

4. Jika memang orang-orang itu benar-benar tak bisa berbaik hati dengan anda, jangan terlalu dipikirkan. Tak selamanya semua orang bisa menyukai anda, terimalah keadaan itu.

5. Jadikan pengalaman ini sebagai pelajaran untuk membuat pribadi anda lebih baik. Jadikan ini sebagai bahan introspeksi diri.

Dongeng Inspiratif - Rahasia Kebahagiaan

Dongeng Inspiratif - Rahasia Kebahagiaan

Ada seorang anak perempuan yatim piatu yang tidak memiliki keluarga dan tidak memiliki seorang pun yang mencintainya. Pada suatu hari, saat dia sedang berjalan-jalan di padang rumput sambil merasa sangat sedih dan kesepian, dilihatnya seekor kupu-kupu kecil terperangkap dalam semak berduri. Semakin kuat kupu-kupu itu berjuang untuk membebaskan diri, semakin dalam duri menusuk tubuhnya yang rapuh. Dengan hati-hati anak yatim piatu itu melepaskan kupu-kupu itu dari perangkapnya.

Kupu-kupu itu tidak terbang, tapi berubah menjadi peri yang cantik.

Anak kecil itu menggosok matanya karena tidak mempercayai apa yang sedang dipandangnya.

“Untuk kebaikan hatimu,” peri baik itu berkata pada si anak perempuan “Aku akan mengabulkan permintaanmu.”

Si anak kecil berpikir sejenak lalu menjawab, “Aku ingin bahagia!”

Peri itu berkata, “Baiklah,” lalu mencondongkan tubuhnya pada si anak dan berbisih di telinganya.

Lalu peri baik itu menghilang.

Saat anak kecil itu tumbuh dewasa, tidak ada orang lain yang sebahagia dirinya. Semua orang menanyakan rahasia kebahagiaannya. Dia hanya tersenyum dan menjawab “Rahasia kebahagiaanku adalah aku mendengarkan nasihat seorang peri baik waktu aku masih kecil.”

Ketika anak tersebut sudah tua dan akan menemui ajal, tetangganya berkumpul di kamarnya, takut kalau rahasia kebahagiaannya akan dibawa mati.

“Katakanlah pada kami,” mereka memohon. “Katakanlah apa yang dikatakan peri baik itu.”

Perempuan tua cantik itu hanya tersenyum dan berkata, “Ia memberitahuku bahwa semua orang, tidak peduli mereka tampak semapan apapun, setua atau semuda apapun, sekaya atau semiskin apapun, mereka memerlukanku.”

Fabel - Kisah Kelinci

Kisah Motivasi kali ini akan mengisahkan sebuah fabel tentang seekor kelinci.

Seekor kelinci yang sedang duduk santai di tepi pantai, tiba tiba dihampiri oleh seekor rubah jantan besar yang hendak memangsanya. Lalu Kelinci berkata : "Seandainya kamu memang berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang."
Rubah itupun merasa tertantang, "Dimanapun tidak menjadi soal. Mana mungkin kelinci bisa menang melawan saya?"
Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Sepuluh menit kemudian sang Kelinci keluar sambil menggenggam paha rubah dan melahapnya dengan nikmat. Sang Kelinci kembali bersantai, sambil memakai kaca mata hitam dan topi pantai.


Tiba tiba datang seekor serigala besar yang hendak memangsanya. Lalu Kelinci berkata : "Seandainya kamu memang berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sama halnya seperti rubah tadi, serigala merasa tertantang, "Dimanapun tidak menjadi soal. Mana mungkin kelinci bisa menang melawan saya?" Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, lima belas menit kemudian sang kelinci keluar sambil menggenggam paha serigala dan melahapnya dengan nikmat. Sang kelinci kembali bersantai, Sambil memasang payung pantai dan merebahkan diri diatas pasir. Tiba tiba datang seekor beruang besar yang hendak memangsanya. Lalu kelinci berkata :"Seandainya kamu memang berani, ayo kita berkelahi di dalam lubang kelinci. Yang kalah akan jadi santapan yang menang, dan saya yakin saya akan menang." Sang Beruang merasa tertantang, "Dimanapun tidak menjadi soal. Mana mungkin kelinci bisa menang melawan saya?"

Merekapun masuk ke dalam sarang kelinci, Tiga puluh menit kemudian sang Kelinci keluar sambil menggenggam paha beruang dan melahapnya dengan nikmat. Nyiur melambai lambai, lembayung senja telah memburat, habis sudah waktu bersantai, sang Kelinci melongok ke dalam lubang kelinci, sambil melambai "Hei, keluarlah, hari sudah sore. Besok kita lanjutkan lagi!" Keluarlah seekor harimau dari lubang itu, sangat besar badannya. Seraya menguap kekenyangan Harimau berkata "Kerjasama kita sukses hari ini, kita makan kenyang. Dan saya tidak perlu berlari mengejar kencang."

Cerita Cinta - Inilah Cinta

Kisah Motivasi dan Inspiratif, Cerita Cinta Sejati

Cerita cinta berikut mengisahkan tentang seorang wanita buta yang mendapatkan semangat baru dari sang suami tercinta yang juga mencintainya dengan tulus terlepas dari kekurangan fisik yang dimiliki oleh wanita tersebut.

Para penumpang bus memandang penuh simpati ketika seorang wanita muda yang berpenampilan menarik dan bertongkat putih menaiki tangga bus dengan hati-hati. Dia membayar sopir bus lalu sembari meraba-raba kursi, dia berjalan menyusuri lorong sampai menemukan kursi yang tadi diberitahukan oleh supir. Dia pun duduk dan meletakkan tasnya dipangkuannya dan menyandarkan tongkatnya pada tungkainya.

Setahun berlalu semenjak Anne, 34, mengalami kebutaan. Akibat salah diagnosa, Anne kehilangan penglihatannya dan terlempar ke dalam dunia yang gelap.

Sebagai sosok wanita mandiri, kejadian tersebut laksana kutukan mengerikan baginya. Penuh amarah, frustasi dan rasa kasihan pada diri sendiri akibat kini tidak berdaya dan menjadi beban bagi semua orang di sekelilingnya, dia bertanya-tanya “Bagaimana mungkin ini bisa terjadi padaku?”, hatinya mengeras karena marah. Tetapi, betapapun seringnya dia menangis atau menggerutu atau berdoa, dia mengetahui kenyataan pahit ada di depannya bahwa penglihatannya tidak akan pernah pulih. 

Depresi mematahkan semangat Anne yang tadinya selalu optimis. Mengisi waktu seharian kini merupakan perjuangan berat yang menguras tenaga dan membuatnya frustrasi. Dia menjadi sangat bergantung pada sang suami, Josh. Josh yang seorang perwira Angkatan Udara mencintai Anne dengan tulus.

Ketika istri tercinta baru kehilangan penglihatannya, dia melihat bagaimana Anneh tenggelam dalam keputusasaan. Josh bertekad untuk membantunya menemukan kembali kekuatan dan rasa percaya diri yang dibutuhkan Anne untuk menjadi mandiri lagi. Latar belakang militer Josh membuatnya terlatih untuk menghadapi berbagai situasi darurat, tetapi dia tahu, ini adalah pertempuran yang paling sulit yang pernah dihadapinya.

Akhirnya setelah beberapa bulan berlalu, Anne merasa siap bekerja lagi. Tetapi, bagaimana dia akan bisa ke kantornya? Dulu biasanya dia naik bus, tetapi kini dia tidak berani untuk pergi sendirian. Josh menawarkan untuk mengantarkannya setiap hari, meskipun tempat kerja mereka terletak di pinggir kota yang berseberangan.

Mula - mula, kesepakatan itu membuat Anne nyaman dan Josh puas karena bisa melindungi istrinya yang buta, yang tidak yakin akan bisa melakukan hal-hal paling sederhana sekalipun. Tetapi, Josh segera menyadari bahwa hal tersebut adalah suatu kekeliruan. Demi kebaikannya Anne harus belajar naik bus lagi, Josh menyimpulkan dalam hati. tetapi, baru berpikir untuk menyampaikan rencana itu kepada Anne saja telah membuatnya merasa tidak enak.

Istrinya masih sangat rapuh, masih sangat labil. Bagaimana reaksinya nanti? Persis seperti dugaannya, Anne terpekik ngeri mendengar gagasan untuk naik bus lagi. “Aku buta!” tukasnya dengan pahit. “Bagaimana aku bisa tahu kemana aku pergi? Aku merasa kau akan meninggalkanku.” Sang suami tentu sedih mendengar kata-kata itu, tetapi dia tahu apa yang harus dilakukan. Dia berjanji bahwa setiap pagi dan sore, ia akan naik bus bersama Anne, selama masih diperlukan, sampai Anne hafal dan bisa pergi sendiri. Dan itulah yang terjadi. Selama 2 minggu penuh Josh, menggunakan seragam militer lengkap, mengawal Anne pergi dan pulang dari tempat kerjanya, setiap hari. Dia mengajari Anne bagaimana menggantungkan diri pada inderanya yang lain, terutama pendengarannya, untuk menemukan dimana dia berada dan bagaimana beradaptasi dengan lingkungan yang baru.

Dia menolong Anne berkenalan dan bersahabat dengan sopir-sopir bus dan menyisakan 1 kursi kosong untuknya. Dia membuat Anne tertawa, bahkan pada hari-hari yang tidak terlalu menyenangkan ketika Anne tersandung dari bus, atau menjatuhkan tasnya di lorong bus. Setiap pagi mereka berangkat bersama-sama, setelah itu Josh akan naik taksi ke kantornya.

Meskipun pengaturan itu lebih mahal dan melelahkan daripada yang pertama, Josh yakin bahwa hanya soal waktu sebelum Anne mampu naik bus tanpa dikawal lagi. Josh percaya kepadanya, percaya kepada Anne yang dulu dikenalnya sebelum wanita itu kehilangan penglihatannya, wanita yang tidak pernah takut menghadapi tantangan apapun dan tidak akan pernah menyerah.

Akhirnya, Anne memutuskan bahwa kini dia siap melakukan perjalanan seorang diri. Sebelum berangkat, Anne memeluk Josh yang pernah menjadi teman seperjalanannya satu bus dan sahabatnya yang terbaik. Matanya berkaca-kaca, penuh air mata syukur karena kesetiaan, kesabaran dan cinta Josh untuknya. Dia mengucapkan sampai jumpa pada sang suami. Untuk pertama kalinya mereka pergi ke arah yang berlawanan. Senin, Selasa, Rabu, Kamis… Setiap hari dijalaninya dengan sempurna.

Belum pernah Anne merasa sepuas itu. Dia berhasil! Kini dia mampu berangkat kerja tanpa dikawal. Pada hari Jumat pagi, seperti biasa Anne naik bus ke tempat kerja. Setibanya di halte tujuan dan sebelum turun, sopir bus itu berkata: ”Wah, aku iri padamu.” Anne tidak yakin apakah sopir itu bicara kepadanya atau tidak. Dia habis pikir, siapa yang bisa iri pada seorang wanita buta yang sepanjang tahun lalu dihabiskannya untuk berusaha menemukan keberanian kembali dalam menjalani hidup?

Dengan penasaran, dia berkata kepada sopir, “Kenapa kamu bilang kamu iri kepadaku?” Sopir itu menjawab, “Kamu pasti senang selalu dilindungi dan dijagai seperti itu”. Anne tidak mengerti apa maksud sopir itu. Sekali lagi dia bertanya.”Apa maksudmu?” "Kamu tahu minggu kemarin, setiap pagi ada seorang pria tampan berseragam militer berdiri di sudut jalan dan mengawasimu turun dari bus. Dia memastikan bahwa kaum menyeberang dengan selamat dan mengawasimu terus sampai kamu masuk ke kantormu. Setelah itu dia meniupkan ciuman, memberi hormat ala militer, lalu pergi. Kamu wanita yang beruntung.” kata sopir itu.

Air mata bahagia membasahi pipi Anne. Karena meskipun secara fisik tidak dapat melihat Josh, dia selalu bisa memastikan kehadirannya. Dia beruntung, sangat beruntung, karena Josh memberikannya hadiah yang jauh lebih berharga daripada penglihatan, hadiah yang tak perlu dilihatnya dengan matanya untuk meyakinkan diri, hadiah cinta yang bisa menjadi penerang dimanapun ada kegelapan.

Fabel Motivasi - Rekor Lompatan Belalang


Kesempatan kali ini Catatan Motivasi akan mengisahkan sebuah fabel motivasi tentang seekor belalang.

Di suatu hutan, hiduplah seekor belalang muda yang cerdik. Belalang muda ini adalah merupakan belalang dengan lompatan tertinggi di antara para keluarga belalang. Ia sangat membanggakan kemampuannya tersebut. Sehari-harinya ia melompat dari tanah lalu hinggap ke dahan-dahan pohon yang tinggi untuk memakan dedaunannya. Suatu hari dari atas pohon tersebut, ia memandangi satu desa nun jauh yang kelihatannya indah dan sejuk. Satu keinginan terbersit di hatinya untuk suatu hari melakukan perjalanan ke sana.

Dan datanglah hari yang dinantikannya. Teman setianya, seekor burung merpati, mengajaknya untuk terbang dan pergi ke desa tersebut. Dengan luapan semangat, kedua sahabat itu pergi bersama. Setelah mendarat mereka mulai berjalan-jalan melihat keindahan desa itu. Akhirnya mereka sampai di suatu taman yang indah berpagar tinggi, yang dijaga oleh seekor anjing besar.

Belalang muda pun bertanya kepada anjing, “Siapakah kamu, dan apa yang kamu lakukan di sini?”

“Aku adalah anjing penjaga taman ini. Aku dipilih oleh majikanku karena aku adalah anjing terbaik di desa ini,” jawab anjing dengan congkak.

Mendengar perkataan si anjing, hati belalang muda jadi panas. Dia lalu berkata lagi, “Oh ho..., tidak semua binatang bisa kamu kalahkan. Aku menantangmu untuk membuktikan bahwa aku bisa mengalahkanmu. Aku menantangmu untuk bertanding melompat, siapakah yang lompatannya paling tinggi diantara kita.”

“Baik,” jawab si anjing. “Ada pagar tinggi di depan sana. Mari kita bertanding, siapakah yang bisa melompati pagar tersebut.”

Keduanya lalu berbarengan menuju ke pagar tersebut. Si anjing yang mendapat kesempatan pertama melakukan lompatan. Setelah mengambil ancang-ancang, anjing itu lalu berlari dengan kencang, melompat, dan berhasil melompati pagar yang setinggi orang dewasa tersebut. Berikutnya giliran si belalang muda. Dengan sekuat tenaga belalang tersebut melompat. Namun, ternyata kekuatan lompatannya hanya mencapai tiga perempat tinggi pagar tersebut, dan kemudian belalang itu jatuh kembali ke tempatnya semula. Ia lalu mencoba melompat lagi dan melompat lagi, namun ternyata tetap gagal.

Si anjing lalu menghampiri belalang dan seraya tertawa berkata, “Wahai, belalang, kini apa lagi yang mau kamu katakan? Kamu sudah kalah.”

“Belum,” jawab si belalang. “Tantangan pertama tadi kamu yang menentukan. Beranikah kamu sekarang jika saya yang menentukan tantangan kedua?”

“Apa pun tantangan itu, aku siap,” tukas si anjing.

Belalang lalu berkata lagi, “Tantangan kedua ini sederhana saja. Kita berlomba melompat di tempat. Pemenangnya akan dinilai bukan berdasarkan seberapa tinggi dia melompat, tapi berdasarkan dari lompatan yang dilakukan tersebut berapa kali dari tinggi tubuhnya.”

Anjing kembali yang mendapatkan kesempatan pertama. Dari hasil lompatannya, ternyata anjing berhasil melompat setinggi empat kali tinggi tubuhnya. Berikutnya adalah giliran si belalang. Lompatan belalang hanya setinggi setengah dari lompatan anjing, namun ketinggian lompatan tersebut ternyata setara dengan empat puluh kali tinggi tubuhnya. Dan belalang pun menjadi pemenang untuk lomba yang kedua ini. Kali ini anjing menghampiri belalang dengan rasa kagum.

“Hebat. Kamu menjadi pemenang untuk perlombaan kedua ini. Tapi pemenangnya belum ada. Kita masih harus mengadakan lomba ketiga,” kata si anjing.

“Tidak perlu,” jawab si belalang. “Karena, pada dasarnya pemenang dari setiap perlombaan yang kita adakan adalah mereka yang menentukan standar perlombaannya. Pada saat lomba pertama kamu yang menentukan standar perlombaannya dan kamu yang menang. Demikian pula lomba kedua saya yang menentukan, saya pula yang menang.” “Intinya adalah, kamu dan saya mempunyai potensi dan standar yang berbeda tentang kemenangan. Adalah tidak bijaksana membandingkan potensi kita dengan yang lain. Kemenangan sejati adalah ketika dengan potensi yang kamu miliki, kamu bisa melampaui standar dirimu sendiri.”

Cerita sederhana di atas pernah membuat saya malu pada diri sendiri. Saat masih berumur awal 30-an tahun, seringkali saya membanding-bandingkan diri dengan orang lain. Membandingkan antara profesi saya dengan profesi si A, antara pendapatan saya dan pendapatan si B, antara mobil saya dengan mobil si C, antara kesuksesan saya dengan kesuksesan si D, dan seterusnya. Hasilnya? Tak jarang muncul perasaan-perasaan negatif, seperti iri hati atau kecewa pada diri sendiri, hingga rasa syukur atas nikmat pun jadi teraniaya. Namun kala yang lain muncul juga semacam motivasi untuk bisa lebih maju dan berusaha lebih tekun agar bisa melampaui orang lain.

Belakangan, saya menemukan cara bersaing yang lebih cocok untuk diri sendiri. Saya mulai mengukur kemajuan saya tahun ini berdasarkan prestasi saya tahun lalu. Saya tetapkan bahwa tahun ini saya harus lebih sehat dari tahun lalu; pendapatan dan sumbangan tahun ini diupayakan lebih tinggi dari tahun lalu; pengetahuan yang disebarkan tahun ini ditingkatkan dari tahun lalu; relasi dan tali silahturahmi juga direntangkan lebih lebar; kualitas ibadah diperdalam; perbuatan baik dipersering; dan seterusnya. Dengan cara ini, saya ternyata lebih mampu mengatasi penyakit-penyakit seperti iri hati, dengki, dan rasa kecewa pada diri. Berlomba untuk memecahkan rekor pribadi yang baru, melampaui rekor yang tercapai di masa lalu, ternyata menimbulkan keasyikan dan rasa syukur yang membahagiakan

Sumber: Memecahkan Rekor oleh Andrias Harefa.

Renungan Inspiratif - Pikirkan Sebelum Mengeluh

Kata kata motivasi

Hari ini...sebelum kamu mengeluh tentang rasa dari makananmu,
Pikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan.

Sebelum kamu mengeluh tidak punya apa-apa
Pikirkan tentang seseorang yang harus meminta-minta di jalanan.

Sebelum kamu mengeluh bahwa kamu buruk,
Pikirkan tentang seseorang yang berada pada tingkat yang terburuk di dalam hidupnya.

Sebelum kamu mengeluh tentang pasangan mu.
Pikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup

Sebelum kamu mengeluh tentang nasib hidupmu,
Pikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat

Sebelum kamu mengeluh tentang anak-anakmu,
Pikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul

Sebelum kamu mengeluh tentang rumahmu yang kotor karena pembantumu lalai
Pikirkan tentang orang-orang yang tinggal di jalanan dengan apa adanya

Sebelum kamu mengeluh tentang jauhnya kamu telah menyetir,
Pikirkan tentang seseorang yang menempuh jarak yang sama dengan berjalan

Dan disaat kamu lelah dan mengeluh tentang pekerjaanmu,
Pikirkan tentang pengangguran dan orang-orang cacat yang mencari pekerjaan seperti mu

Sebelum kamu menunjukkan jari telunjukmu untuk menyalahkan orang lain,
Pikirkanlah, bahwa keempat jarimu yang lain menunjuk padamu dan tidak ada orang yang tidak pernah membuat kesalahan.

Kisah Inspiratif - Cerita Teladan Dari Cina

Kisah Motivasi dan Cerita Inspiratif

Pada postingan Catatan Motivasi kali ini, kami akan mengisahkan cerita teladan tentang seorang anak asal Propinsi Zhejiang, China, yang kita sebut saja namanya Zhang Da.

Perhatian Zhang Da yang besar terhadap ayahnya, hidupnya yang pantang menyerah dan mau bekerja keras, serta tindakan dan perkataannya yang menyentuh hati membuat Zhang Da, yang kala semua itu bermula masihlah berumur 10 tahun, layak disebut anak yang luar biasa.

Saking jarangnya seorang anak yang berbuat demikian, sehingga ketika Pemerintah Cina mendengar dan menyelidiki apa yang Zhang Da perbuat maka merekapun memutuskan untuk menganugerahi penghargaan kepadanya.

Zhang Da termasuk satu dari sepuluh penduduk Cina yang dinyatakan telah melakukan perbuatan yang luar biasa. Tepatnya 27 Januari 2006 Pemerintah Cina, di Propinsi Jiangxu, kota Nanjing, yang juga disiarkan di TV secara nasional, memberikan penghargaan kepada sepuluh orang luar biasa, salah satunya adalah Zhang Da.

Pada tahun 2001, Zhang Da yang belumlah genap 10 tahun, ditinggal pergi oleh ibunya yang sudah tidak tahan hidup miskin bersama sang suami yang sakit keras. Dan sejak hari itu Zhang Da hidup bersama ayah yang pengangguran dan lumpuh serta sakit-sakitan. Kondisi tersebut memaksa sang bocah untuk mengambil alih tanggung jawab berat keluarganya. Dia harus bersekolah, mencari makan untuk dia dan ayahnya, dan juga memikirkan obat-obat untuk ayahnya yang pastinya tidak murah. Dalam kondisi yang seperti inilah kisah luar biasa Zhang Da dimulai.

Zhang Da semestinya belumlah diberikan tanggung jawab yang berat tersebut. Dia masih terlalu kecil. Dia salah satu dari sekian banyak anak yang harus menerima kenyataan hidup yang pahit di dunia ini. Tetapi yang membuat Zhang Da berbeda adalah dia tidak menyerah.

Hidup harus terus berjalan, tapi tidak dengan melakukan kejahatan, melainkan memikul tanggungjawab untuk meneruskan kehidupannya dan ayahnya. Demikian yang diungkapkan Zhang Da ketika berhadapan dengan utusan pemerintah yang ingin tahu apa yang dikerjakannya.

Dia memulai lembaran baru dalam hidupnya dengan terus bersekolah. Untuk menuju sekolah dia harus berjalan kaki melewati hutan kecil. Dalam perjalanannya itulah, dia mulai memakan daun-daunan, biji-bijian dan buah-buahan yang ditemuinya. Kadang juga menemukan jamur, atau rumput dan dia coba memakannya. Dari mencoba-coba itulah, dia mulai mengetahui mana yang bisa dikecap lidahnya dan mana yang tidak. Setelah waktunya pulang sekolah, dia bergabung dengan beberapa tukang batu untuk membelah batu-batu besar dan memperoleh upah dari pekerjaan itu. Hasilnya digunakannya untuk membeli beras dan obat-obatan untuk ayahnya. Zhang Da menjalani hidupnya seperti ini selama lima tahun, meski begitu badannya tetap sehat, segar dan kuat.

Zhang Da merawat sang Ayah yang sakit.
Semenjak usia 10 tahun, Zhang Da mulai bertanggung jawab dalam merawat ayahnya. Menggendongnya ke WC, mengelapnya dan sesekali memandikan sang Ayah. Dia membeli beras, membuat bubur, dan segala perawatan terhadap ayahnya, semua dia kerjakan dengan rasa tanggungjawab dan penuh kasih sayang.

Zhang Da menyuntik sendiri sang Ayah.
Obat yang mahal dan jauhnya tempat berobat membuat Zhang Da berpikir untuk menemukan cara terbaik untuk mengatasi semua ini. Dia mulai belajar tentang obat-obatan melalui buku bekas yang ia beli. Yang luar biasa adalah Zhang Da belajar bagaimana seorang suster memberikan suntikan kepada pasiennya. Setelah merasa mampu, Zhang Da nekad menyuntik ayahnya sendiri.

Anak kecil main dokter-dokteran dan suntikan itu sudah biasa. Tapi jika anak 10 tahun memberikan suntikan seperti layaknya suster atau dokter yang sudah biasa menyunting pasien, tentunya ini luar biasa. Walau bisa dikatakan perbuatannya memang nekad, namun memandang bagaimana kondisi ekonomi dan psikologis Zhang Da, bisa dikatakan Zhang Da justru adalah anak cerdas yang kreatif dan mau belajar untuk mengatasi kesulitan yang sedang ada dalam hidup dan kehidupannya. Kini penyuntikan tersebut sudah dilakukannya selama lebih kurang lima tahun, Zhang Da juga sudah lebih terampil.

Saya Mau Ibu Kembali.
Ketika mata pejabat, pengusaha, para artis dan orang terkenal yang hadir dalam acara penganugerahan penghargaan tersebut sedang tertuju kepada Zhang Da...

Sang presenter bertanya kepadanya, “Zhang Da, sebut saja kamu mau apa, sekolah di mana, dan apa yang kamu dambakan dalam hidupmu, berapa banyak uang yang kamu butuhkan sampai kamu selesai kuliah, besar nanti mau kuliah di mana, sebut saja. Apapun yang kamu idam-idamkan sebut saja, di sini ada banyak pejabat, pengusaha, orang terkenal yang hadir. Saat ini juga ada ratusan juta orang yang sedang melihat kamu melalui layar televisi, mereka bisa membantumu!”

Zhang Da pun terdiam dan tidak menjawab apa-apa. Presenter pun kembali berkata, “Sebut saja, mereka bisa membantumu.” Beberapa menit Zhang Da masih diam, lalu dengan suara bergetar diapun menjawab, “Saya mau Ibu kembali. Ibu kembalilah ke rumah, saya bisa membantu Ayah, saya bisa cari makan sendiri. Ibu kembalilah!” demikian Zhang Da bicara dengan suara yang keras dan penuh harap.

Banyak pemirsa menitikkan air mata karena terharu, tidak ada yang menyangka akan apa yang keluar dari bibirnya.

Mengapa tidak meminta kemudahan untuk pengobatan ayahnya?
Mengapa tidak meminta deposito yang cukup untuk meringankan hidupnya dan sedikit bekal untuk masa depannya?
Mengapa tidak meminta rumah kecil yang dekat dengan rumah sakit?
Mengapa tidak meminta sebuah kartu kemudahan dari pemerintah agar ketika dia membutuhkan, semua yang melihat kartu tersebut akan membantunya?
Dan mengapa-mengapa lainnya yang membuat orang-orang bertanya.

Beberapa orang pasti tidak dapat memahaminya, namun mungkin itulah yang paling utama bagi Zhang Da. "Saya mau Ibu kembali," sebuah ungkapan yang mungkin sudah dipendamnya semenjak menyaksikan kepergian sang Ibu.

Tidak semua orang bisa sekuat dan sehebat Zhang Da dalam mensiasati kesulitan hidup ini. Tapi setiap manusia, masing-masing dikaruniai kemampuan dan kekuatan yg istimewa untuk menjalani ujian di dunia. Sehebat apapun ujian yg dihadapi selalu pasti ada jalan keluar. Ditiap-tiap kesulitan ada kemudahan dan Tuhan tidak akan menimpakan kesulitan diluar kemampuan umat-Nya.

Jadi janganlah menyerah dengan keadaan, bila sekarang anda sedang kurang beruntung, sedang mengalami kekalahan... Bangkitlah! Karena sesungguhnya kemenangan akan diberikan kepada siapa saja yang memberikan usahanya secara maksimal.

Renungan Inspiratif - Manusia Dalam Menghadapi Tekanan Hidup

Kisah Motivasi dan Cerita Inspiratif, Renungan Tekanan Hidup
Pembaca Catatan Motivasi yang budiman, hidup memanglah tak pernah lepas dari tekanan. Terlebih di era modern sekarang ini dengan segala resikonya. Seorang sosiolog Ulrich Beck menamai jaman kontemporer ini dengan masyarakat beresiko. Sekarang ini, perkembangan era menyuguhkan perubahan yang cepat dan tak jarang mengagetkan.

Nah berlanjut ke masalah perenungan kita dalam menghadapi tekanan hidup. Tekanan sesungguhnya membentuk watak, karakter, dan sekaligus menentukan bagaimana seseorang bereaksi di kemudian hari.

Pada kesempatan kali ini, saya akan memaparkan empat tipe orang dalam menghadapi berbagai tekanan tersebut. 

Tipe pertama, tipe kayu rapuh. 
Tipe orang yang satu ini, merupakan tipe yang mudah patah arang setiap kali berhadapan dengan tekanan walau sekecil apapun. Walau dalam keseharian terlihat baik-baik saja, tapi sesungguhnya mereka rapuh sekali di dalam hati. Mereka adalah orang yang gampang sekali mengeluh pada saat kesulitan terjadi. Mereka akan langsung mengeluh, merasa putus asa, menangis, minta dikasihani atau minta bantuan. Demi menuju yang lebih baik, mereka perlu berlatih berpikiran positif dan berani menghadapi kenyataan hidup. Karenanya dalam enghadapi orang macam ini, bila kita ingin agar mereka lebih kuat, kadang kita harus lebih berani tega terhadap mereka. Posisikan kita sebagai pendamping mereka. 

Tipe kedua, tipe lempeng besi. 
Tipe yang berikut ini adalah orang-orang yang dalam menghadapi tekanan, pada awalnya mereka dapat bertahan melewatinya. Namun seperti besi, ketika situasi menekan itu semakin besar dan kompleks, ia mulai bengkok dan tidak stabil. Demikian juga orang-orang tipe ini. Mereka mampu menghadapi tekanan, tetapi tidak dalam kondisi berlarut-larut. Bertambah sedikit saja tekanan, dapat membuat mereka menyerah dan putus asa. Untungnya, mereka terkadang masih mau mencoba bertahan sebelum akhirnya menyerah. Walau tipe lempeng besi terkesan belum terlatih, bila mereka berusaha, mereka akan mampu membangun kesuksesan dalam hidupnya. 

Tipe ketiga, tipe kapas. 
Seperti kapas, orang-orang yang termasuk dalam tipe ini cukup lentur dalam menghadapi tekanan. Bila tekanan datang, mereka mampu fleksibel seperti kapas yang bila ditekan akan mengikuti tekanan yang didapatkannya tersebut. Dan setelah tekanan berlalu, dengan cepat ia bisa kembali ke keadaan semula. Begitu pula orang tipe ini, mereka bisa segera melupakan masa lalu dan mulai kembali ke titik awal untuk memulai lagi. 

Tipe keempat, tipe manusia bola pingpong. 
Di antara ke-empat tipe yang ada, inilah yang paling ideal dan terhebat. Jangan sekali-kali menyuguhkan tekanan pada orang-orang ini, karena tekanan justru akan membuat mereka bekerja lebih giat, lebih termotivasi, dan lebih kreatif. Coba perhatikan bola pingpong. Saat ditekan, ia justru memantul lebih kuat.

Salah contoh kisah adalah tentang seorang kepala regional sales yang performancenya bagus sekali. Tetapi, hal tersebut membuat atasannya tidak menyukainya. Akibatnya, sang atasan tersebut justru dengan sengaja memindahkannya ke daerah yang lebih parah kondisinya. Tetapi, bukannya mengeluh seperti kebanyakan orang. Dia malah berusaha membangun jaringan, mengubah cara kerja, dan membereskan organisasi. Pada tahun kedua di daerah tersebut, justru tempatnya berhasil masuk dalam daerah dengan tiga penjualan tertinggi.

Contoh lain adalah novelis dunia Fyodor Mikhailovich Dostoevsky. Pada musim dingin, dia meringkuk di dalam penjara dengan terpaan angin dingin, lantai penuh kotoran, dan melakukan kerja paksa tiap hari. Beliau sudah tidak berbeda dengan ikan herring dalam kaleng. Namun, bekunya Siberia tidak berhasil membungkam kreativitasnya. Di sanalah beliau menelurkan karya-karya tulis besar, seperti 'The Double' dan 'Notes of The Dead'. Beliau menjadi sastrawan dunia.

Cerita yang sama juga terjadi pada Ho Chi Minh. Orang Vietnam yang biasa dipanggil Paman Ho ini harus meringkuk dalam penjara. Tapi, belenggu penjara tidak membuat dirinya patah arang. Beliau berjuang dengan puisi-puisi karyanya. 'A Comrade Paper Blanket' menjadi buah karya kondangnya.
Nah, pembaca budiman, tiga contoh dari para tokoh tersebut hanyalah contoh sebagai bahan pembelajaran. Sekarang yang penting adalah diri anda. Ketika menghadapi kesulitan, seperti apakah diri anda? Bagaimana reaksi anda?

Sumber: 4 Tipe Manusia Hadapi Tekanan Hidup oleh Anthony Dio Martin

Saya yakin kita semua ingin termasuk dalam tipe yang ke-empat tersebut. Dengan adanya tekanan kita harus lebih memberikan motivasi pada diri kita untuk semakin kreatif dan tertantang menjadi lebih kuat.

Tidak menjadi persoalan pada tipe apa saat ini kita ternmasuk. Yang penting adalah agar kita bergerak dari level tipe kayu rapuh menuju ke tipe selanjutnya. Hingga akhirnya, bangun mental anda hingga ke level bola pingpong. Saat itulah, kesulitan dan tantangan tidak lagi menjadi sesuatu yang mencemaskan untuk anda.

Kisah Motivasi - Berfokus Pada Kelebihan Diri

Kisah Motivasi dan Cerita Inspiratif

Catatan Motivasi akan menghadirkan kisah motivasi tentang memfokuskan pada kelebihan diri.

Cerita berikut mengisahkan seorang guru yang mengajar di sebuah sekolah dasar.

Suatu hari sang guru berkata, “Anak-anak, tuliskan tiga kelebihan kalian."

Beberapa menit berlalu, murid-muridnya nampak masih kebingungan dengan tugas dari sang guru.

Dengan setengah berakting, sang guru kemudian bersuara keras: “Kenapa tidak cepat-cepat menuliskannya! Ataukah kalian ingin kertas kalian Guru robek?” seketika mereka jadi salah tingkah.

Beberapa murid pun mulai menulis. Salah satu di antara mereka menulis di atas kertas, “Kadang-kadang patuh sama Ibu. Kadang-kadang membantu Ibu. Kadang-kadang menyuap Adik.”

Merasa penasaran dengan tulisan murid tersebut, sang guru pun bertanya: “Kenapa tulisnya kadang-kadang?“ Dengan lugu, murid tersebut menjawab: “Memang kadang-kadang saja, Pak Guru.”

Ketika semua anak telah menuliskan kelebihan dirinya, sang guru kemudian memberi tugas selanjutnya: “Sekarang anak-anak, coba tuliskan tiga kelemahan kalian atau hal-hal buruk dari diri kalian.”

Seketika ruangan kelas menjadi gaduh. Anak-anak mulai bersemangat. Salah seorang unjuk tangan kemudian bertanya: “Tiga saja, Pak Guru?”. “Ya, tiga saja!” jawab sang guru. Anak tadi langsung menyambung: “Pak guru, jangankan tiga, sepuluh juga bisa!”.

Apa pelajaran yang bisa kita petik dari cerita sederhana itu?
Terkadang kita tidak sadar akan kelebihan yang ada dalam diri kita akibat lingkungan dan orang-orang di sekitar kita yang lebih sering menyampaikan kejelekan dan kekurangan kita.

Padahal semestinya kita harus mencoba untuk memfokuskan perhatian pada kelebihan kita dan bukan kelemahan kita. Bila dalam kenyataan kekurangan kita banyak dapat langsung disadari oleh orang, maka itu bukan alasan untuk merasa rendah diri. Lebih coba gali informasi tentang diri anda sendiri, karena pasti dalam satu hal anda memiliki suatu kelebihan.