Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan pengorbanan. Itulah pelajaran yang bisa diambil dari kisah Nur, mahasiswi asal Sabah.
Ya, sarjana psikologi Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) ini harus hidup prihatin selama menuntut ilmu. Dia melalui hari-harinya di kampus dengan kelaparan.
Nur bahkan mengaku ususnya pernah bocor karena kerap tak diisi. Sebab benar-benar tak punya uang untuk membeli makanan.
“Akibat kurang makan, usus saya rusak, menyebabkan saya muntah darah,” tutur Nur, sebagaimana dikutip Dream dari laman The Malaymail Online, Selasa 12 Januari 2016.
Nur pernah berobat. Dan dokter memberinya peringatan untuk makan secara teratur. Jika tidak, maka penyakit kanker akan menyerang ususnya.
“Tapi saya tidak bisa berbuat apa-apa karena saya tak punya uang,” ucap dia.
Jalan Nur menuju sukses memang sangat berat. Dia tak pernah berharap uang kiriman dari rumah. Sebab, Kehidupan orangtua Nur kembang-kempis.
Sang ibu hanyalah tukang jahit. Sementara, sang ayah yang seorang nelayan tak lagi bisa melaut. Kaki dan tangan sang ayah Nur lumpuh.
Tak ada pilihan. Selain ngirit. Menahan lapar, meski perut melilit. Pinjaman biaya pendidikan sebesar RM 3.000 atau sekitar Rp 9,5 juta persemester langsung ludes untuk membayar iuran dan biaya kuliah. Hanya tersisa RM 150 atau sekitar Rp 500 ribu.
Dalam keprihatinan itu, Nur mencoba menenangkan diri. Hanya kepada Allah dia lari. Bersandar. Pasrah.
Saban hari dia pergi ke masjid untuk membaca Alquran. “Biarlah saya tidak makan asalkan saya bisa mendekatkan diri dengan Tuhan,” kata Nur.
Ya, apa yang dilakukannya itu semata untuk menguatkan diri. Mengingat Tuhan dalam setiap kesempitan, untuk menuju jalan keberhasilan.
“Saya pernah berniat berhenti belajar dan ingin cari kerja untuk menolong ayah dan ibu,” ujar Nur.
Post a Comment